RSS

Pernikahan di bawah umur meningkat di Kulonprogo

KULONPROGO—Kasus pernikahan di bawah umur di Kulonprogo selama 2011 mengalami kenaikan dibandingkan tahun sebelumnya. Jika pada 2010 Pengadilan Agama Wates menangani 52 perkara, tahun ini PA Wates menangani 62 perkara dispensasi kawin. Ironisnya, hampir semua perkara tersebut diajukan akibat hamil di luar nikah.
Dijelaskan Panitera Muda Hukum PA Wates, Eddy Purwanto, dispensasi kawin yang ditangani PA tahun ini mengalami kenaikan 1O perkara, bila dibandingkan dengan perkara yang ditangani tahun sebelumnya. Data PA menyebutkan, pada 2010 terdapat 52 perkara dengan 5O perkara yang diputus. Adapun hingga November 2O11, terdapat 62 perkara dengan 56 kasus yang diputus.
“Istilahnya (perkara itu) dispensasi kawin yang kami berikan bagi pasangan yang menikah di bawah umur,” jelas Eddy, saat ditemui Harian Jogja di kantornya, Senin (12/12).
Menurutnya, sebagian besar perkara dispensasi kawin tersebut dilatarbelakangi oleh masalah ‘kecelakaan’ karena hamil di luar nikah. Ironisnya, tambah dia, mayoritas yang mengalami adalah berusia pelajar atau masih berstatus sebagai siswa di sekolah. “Rata-rata (dispensasi kawin) diajukan akibat kehamilan di luar nikah yang melibatkan pasangan (diusia) pelajar. Datanya memang demikian,” tukas Eddy.
Menurut Eddy, ada banyak faktor maraknya pernikahan di bawah umur akibat ‘kecelakaan’ tersebut. Selain akibat dampak dari pergaulan bebas di kalangan remaja dan pelajar, faktor lainnya semakin lunturnya pengawasan orang tua terhadap anak-anak mereka. Pergaulan bebas yang terjadi saat ini, dikatakan Eddy sudah sangat mengkhawatirkan.
(Harian Jogja/Abdul Hamied Razak)

PENYERAHAN BANTUAN SOSIAL KEMASYARAKATAN TAHAP III PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2011



Salah satu wujud komitmen dan kepedulian Pemerintah Kabupaten Kulonprogo dalam upaya memotivasi tumbuh kembangnya kegiatan masyarakat dalam berbagai bidang sosial kemasyarakatan sebagai perwujudan dari rasa kebersamaan didalam melaksanakan kegiatan pembangunan, adalah dengan pemberian bantuan sosial kemasyarakatan.
Demikian diungkapkan Wakil Bupati Kulonprogo, Drs. H. Sutedjo, dalam acara Penyerahan Bantuan Sosial Kemasyarakatan Tahap III Pemerintah Kabupaten Kulonprogo Tahun 2011, di Gedung Kesenian Wates, Jum’at (16/12).

Menurut Sutedjo, berkembangnya kegiatan sosial kemasyarakatan, lembaga, perseorangan dan kegiatan-kegiatan lainnya merupakan potensi pembangunan yang harus dipupuk dan ditumbuhkembangkan ditengah masyarakat.
Sutedjo juga mengajak untuk bersama-sama menyingsingkan lengan baju, berupaya secara nyata dalam membangun Kulonprogo melalui bidang dan kegiatan masing-masing.
“Sehingga pada gilirannya nanti Kulonprogo akan menjadi sebuah Kabupaten yang lebih maju, gemah ripah loh jinawi, ayem tentrem dan masyarakatnya hidup dengan penuh kedamaian dan kesejahteraan, yang bisa benar-benar mewujudkan Kulonprogo The Jewel of Java,” ungkapnya.
Menurut Penyelenggara acara, Jumanto SH, yang juga Kepala Bagian Administrasi Kesejahteraan Rakyat dan Kemasyarakatan, Sekda Kulonprogo, maksud dan tujuan penyerahan bantuan sosial kemasyarakatan adalah agar dapat meningkatkan pemberdayaan masyarakat dan membantu meringankan beban biaya yang dikeluarkan oleh organisasi kemasyarakatan serta organisasi profesi yang ada dalam masyarakat.
Ditambahkannya, Pemkab sadar bahwa untuk mewujudkan tujuan tersebut tidak dapat bekerja sendiri, melainkan diperlukan dukungan dan partisipasi seluruh stakeholder serta masyarakat di semua lapisan.
Bantuan sosial yang disalurkan kali ini sebesar Rp 2.065.025.000,- (Dua milyar enam puluh lima juta dua puluh lima ribu rupiah), terdistribusi kepada 200 jiwa keluarga miskin, 1303 orang kaum/rois , organisasi kemasyarakatan, modal bergulir untuk penguatan modal warung/kuliner (30 orang), monitoring dan pelaporan pengembangan pemuda dan olah raga (26 kelompok), pengurangan pekerja anak (bantuan sepeda 31 buah), bantuan penyediaan beasiswa retrivel (28 siswa), fasilitasi Forum Anak Kulon Progo, PKK Kecamatan (12 Kelompok PKK Kecamatan), Kelompok UPPKS berupa peralatan usaha untuk 10 kelompok UPPKS, peralatan usaha untuk pemberdayaan lembaga dan organisasi masyarakat pedesaan (4 KUBE), dan pengembangan peternakan kambing untuk 153 kelompok.
Sesuai dengan peraturan, penerima bantuan diharapkan melaporkan penggunaan dana setelah kegiatan selesai.
Hingga Senin (19/12) para penerima bantuan masih terlihat di Kantor Bagian Administrasi Kesejahteraan Rakyat dan Kemasyarakatan untuk mengambil bantuan.

(sumber: http://www.kulonprogokab.go.id )

LOMBA MEWARNAI DAN MELUKIS PAUD, TK DAN SD SE KABUPATEN KULON PROGO 2011

Dalam rangka memperingati Hari Pariwisata serta untuk menanamkan rasa cinta generasi muda Kulon Progo terhadap wisata dan seni budaya daerah, Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Kulon Progo akan menyelenggarakan Lomba Mewarnai dan Melukis untuk siswa PAUD, TK dan Sekolah Dasar se Kabupaten Kulon Progo dengan tema AKU CINTA KULON PROGO yang akan diselenggarakan pada :

Hari/tanggal       : Minggu,  18 Desember 2011
J a m                 : 09.00 s/d selesai
Tempat              : Dermaga Wisata Pantai Glagah, Temon, Kulon Progo.

Katagori peserta, kejuaraan dan hadiah (total hadiah Rp 2.000.000,-) :
a.      Katagori A - Mewarnai ( untuk Pra TK - TK )
Juara I s/d Juara Harapan II mendapatkan : uang pembinaan + Thropy + piagam.
b.     Katagori B - Mewarnai ( untuk anak kelas 1 - 3 SD )
Juara I s/d Juara Harapan II mendapatkan : uang pembinaan + Thropy + piagam
c.      Katagori C - Menggambar ( untuk siswa kelas 4 - 6 SD )
Juara I s/d Juara Harapan II mendapatkan : uang pembinaan + Thropy + piagam

Pendaftaran :
a.       Pendaftaran dimulai tanggal 28 Nopember 2011 - 18 Desember 2011 jam 09.00 WIB berlaku untuk wilayah Kabupaten Kulon Progo.
b.      Uang pendaftaran Rp 10.000,- dengan fasilitas :
-       Tiket masuk obyek wisata Pantai Glagah untuk peserta
-       Snack dan minum untuk peserta
-       Kertas Gambar (peserta diharapkan membawa pewarna sendiri)
c.       Tempat pendaftaran :
1.       Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga Kab Kulon Progo
Jl. Sugiman 12, Wates, Kulon Progo. Telpon : (0275) 773095
Contact person :
-        Anom    : 081328017680
-        Agung   : 08121568666
-        Imam    : 08157935768
2.       UPTD PAUD dan DIKDAS Kecamatan se Kab Kulon Progo

Musyawarah Akhir Tahun Forum Anak Kulon Progo

Kami Forum Anak Kulon Progo akan mengadakan rapat/musyawarah akhir tahun 2011 dalam rangka evaluasi kinerja dan persiapan menyongsong tahun 2012. 

Adapun fokus kami dalam kegiatan tersebut adalah :
1. Evaluasi dan laporan pertanggungjawaban kegiatan 2011
2. Reorganisasi kepengurusan untuk mengakomodir generasi selanjutnya
3. Penyusunan rencana program 2012

Kegiatan akan kami selenggarakan pada 

Hari/Tanggal : Sabtu-Minggu, 17-18 Desember 2011
Tempat : Sanggar Bunga Padi, Dobangsan

Khusus pengurus FAKP wajib hadir dengan iuran Rp 10.000,00 dan 1 gelas beras untuk keperluan konsumsi dan lain sebagainya.

Kami mengundang Dewan Kehormatan dan Pengurus FAD Jogja, teman-teman FA Kabupaten/Kota di DIY dan pihak-pihak yang bersedia untuk dapat berpartisipasi, boleh mengikuti keseluruhan acara atau datang pada Hari Minggu 18 Desember 2011 pukul 10.00 WIB (Sesi presentasi hasil rancangan program kerja 2012) untuk memberikan masukan dan urun rembug.

Demikian, jika ada feedback kami sangat terbuka. Semoga acara kami dapat terlaksana dengan lancar.

Salam Anak Indonesia
FAKP



6 Balita di Pengasih alami gizi buruk

KULONPROGO—Sebanyak enam anak balita di Tawangsari, Kecamatan Pengasih, Kulonprogo, dilaporkan menderita gizi buruk. Sementara 46 anak balita lainnya dari 300 balita di Tawangsari, masuk katagori kelompok gizi kurang. Sayangnya, sejak Januari hingga Oktober 2011 Dinas Kesehatan hanya mampu menekan kasus gizi buruk 0.05% saja. 

Kepala Bidang Kesejahteraan Sosial Pemerintah Desa Tawangsari, Kecamatan Pengasih, Muryadi menjelaskan, masalah gizi buruk masih terjadi di wilayahnya. Menurut dia, masih adanya kasus gizi buruk disebabkan banyak faktor. Selain masalah ekonomi dan pendidikan, kesadaran warga juga masih perlu dipupuk lagi. Pasalnya, tambah dia, meski semua anak yang mengalami gizi buruk atau kurang gizi sudah diberi pemberian makanan tambahan (PMT), karena keterbatasan ekonomi warganya, PMT juga dinikmati anggota keluarga balita gizi buruk. 

“PMT memang sudah diberikan setiap bulan. Namun, karena rata-rata kasus gizi buruk berasal dari keluarga miskin, PMT seperti susu dan sebagainya yang diberikan, juga dinikmati anggota keluarga lainnya,” ujarnya, Senin (5/11). 

Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kulonprogo Lestaryono mengakui jika kasus gizi buruk masih terjadi di wilayahnya. Sayang, saat disinggung soal data kasus gizi buruk yang terekam selama 2011, Lestaryono belum bersedia menjawab. Namun, menurut Hartini salah seorang staff gizi Dinas Kesehatan Kulonprogo, angka kasus gizi turun dari 0.88% (2010) menjadi 0.83% hingga Oktober 2011 atau hanya turun 0.05%.


sumber : (Harian Jogja/Abdul Hamied Razak)

Sampai November 2011, 25 anak jadi korban kekerasan seksual di KP

KULONPROGO—Kasus kekerasan seksual yang menimpa anak-anak di Kulonprogo dinilai memprihatinkan. Hingga November 2011 ini, Unit PPA Satreskrim Polres Kulonprogo mencatat sebanyak 25 anak di bawah umur menjadi korban pelecehan seksual baik yang dilakukan orang dewasa maupun pasangannya. 

Kasubag Humas Polres Kulonprogo, AKP Hendri Multi mengatakan, banyaknya anak di bawah umur yang menjadi korban kekerasan seksual disebabkan sejumlah faktor. Selain faktor lingkungan, katanya, tidak sedikit juga dipengaruhi oleh kurangnya perhatian dari orang tua. 

“Banyaknya kasus anak yang menjadi korban kekerasan seksual, disebabkan beberapa faktor. Misalnya, lingkungan di keluarga di mana orang tua sibuk dengan pekerjaannya dan kurang memperhatikan anak-anaknya,” ungkap dia saat ditemui di kantornya, Selasa (22/11). 

Selain kurangnya dukungan dari orang tua, keluarga dan masyarakat di sekitar, faktor lain yang juga berpengaruh adalah perkembangan tekhnologi informasi saat ini. Menurut Hendri, gencarnya arus tekhnologi informasi saat ini menimbulkan dampak negatif tersendiri di masyarakat. 

“Orang tua dengan mudah membelikan anak ponsel. Namun tidak mengawasi penggunaannya. Apakah anak melihat hal-hal yang berbau porno dan sebagainya. Di sinilah, peran dan perhatian orang tua juga perlu dilakukan dengan mengawasi si anak. Di sini juga polisi desa memiliki peran untuk penyuluhan,” ujarnya. 

Pejabat Sementara (Pjs) Kanit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Kulonprogo Aipda Siwi Setyaningsih mengatakan, hingga November 2011 ini tercatat 25 anak menjadi korban kekerasan seksual. Yang terbaru, tambah dia, adalah kasus pencabulan yang dilakukan oleh seorang Pembina Pramuka kepada 4 siswi SDN Karangsari 2, Kecamatan Pengasih, Kulonprogo.


(Harian Jogja/Abdul Hamied Razak)

Reportase Kecil: Manunggal Fair 2011

Kulon Progo, 01 s.d 09 Oktober 2011


Sesuai dengan rilis kami sebelumnya, akhirnya FAKP bisa juga nongol di event yang cukup gedhe : Manunggal Fair 2011 dalam rangka HUT Kabupaten Kulon Progo. Selain buat ajang unjuk gigi, partisipasi FAKP juga dalam rangka mensosialisasikan hak anak, keberadaan FAKP dan juga rekruitmen anggota baru.


Persiapan dilakukan jauh hari, mulai dari membahas kepanitiaan, bentuk display, karya yang akan ditampilkan, dan juga jadwal piket. Pokoknya cukup ribet, namun alhamdulillah berjalan dengan lancar. Semua bisa dikerjakan secara bersama-sama, walaupun harus terbentur pada kesibukan teman-teman di sekolah masing-masing.


Kami mulai bergerak tanggal 30 September, boyongan membawa berbagai peralatan : meja, kursi, karpet, kain background, pot tanaman, layar LCD, peralatan kecil2 lain, materi display, poster, backdrop, banner, stiker, pin dan masih banyak lainnya. Mulailah kami mendekorasi sepetak stand berukuran 3x4 meter itu. Dimulai dari jam 4 sore hingga 10 malam. Luarbiasa....


Dan seperti inilah tampilan kami...hehe... 




Dan, sampailah kami pada upacara pembukaan. Yah, walaupun gak mampir secara khusus, Bapak Bupati Kulon Progo berkenan menerima kenang-kenangan dari kami. Maklumlah, stand kami cukup kecil dibandingkan dengan 200an stand lain yang berpartisipasi dalam Manunggan Fair 2011.


Nah, mungkin itu dulu ya.. Untuk reportase jalannya Manunggal Fair, disambung besok lagi. Semangaaaattt....

JADWAL JAGA STAND FAKP @ MANUNGGAL FAIR

sabtu 1-10-11      :semua

minggu2-10-11    :09.00 vivi,krisna, tutik,linda;
                           15.00 sofi,mela,yoga,rahmad,bayu

senin 3-10-11      :09.00 fasilitator; 
                           13.00 yyeni,petul,kori,ika;
                           17.00 panggih,fani,ipul,luhur

selasa 4-10-11     :09.00 fasilitator; 
                           13.00 paggih, agus,desi;
                           17.00 iqbal,kori,fani

rabu 5-10-11       :09.00 fasilitator;
                           13.00 tedy,lida,fani,tutik;
                           17.00 arbangi,agung,agus,ipul,andri

kamis 6-10-11     :09.00 fasilitator;

                           13.00 pentul; + yang luang
                           17.00bayu,krisna,fani,kori

jumat 7-10-11     : 09.00 fasilitator;

                            13.00 mela,yoga,rahmad;
                            17.00 vivi,tutik,ika,fani,kori

sabtu 8-10-11      : 09.00 fasilitator;

                            13.00 iqbal,ipuk,pentuul,nana;
                            17.00 agus,tedy,linda,ipuk

minggu 9-10-11   :semua



* harap jika berhalangan mencari pengganti/tukeran. dimohon tepat waktu yaa

VISIT US



VISIT OUR STAND 

@ MANUNGGAL FAIR 2011

COMING SOON

ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DAN GURU IKUT LOMBA NASIONAL DI MANADO


Muhammad Ridwan anak berkebutuhan khusus siswa kelas 5 SD Negeri Gadingan Wates yang sebelumnya telah meraih juara pertama tingkat DIY dalam Lomba Olimpiade MIPA, akan mengikuti lomba sejenis Tingkat Nasional bagi anak berkebutuhan khusus, di Manado (11-15/9) mendatang.
Selain itu juga Dra.Sri Wahyuni Purbowati, guru SMAN 1 Wates yang akan mengikuti Olimpiade Sain Nasional (OSN) Guru Matematika Tingkat Nasional, yang diselenggarakan Minggu s.d. Jum'at (11-16/9) juga di Manado Sulawesi Utara.
Sebelum berangkat M.Ridwan yang asal Cimahi dan Sri Wahyuni Purbowati mohon doa restu dan pamitan dengan Bupati Kulonprogo dr.H.Hasto Wardoyo,Sp.OG(K), Selasa (6/9) di ruang kerjanya.
Turut mendampingi Kadinas Pendidikan Kulonprogo, Dra.Sri Mulatsih,MPd, Kadinas Sosnakertrans Drs.Riyadi Sunarto, Kabag Kesra Setda Jumanto,SH, Kepala SDN Gadingan Wates, Sriyatun,SPd. Bupati Kulonprogo dr.H.Hasto Wardoyo,Sp.OG(K) merasa bangga dengan siswa dan guru yang mampu meraih prestasi sehingga menjadi duta Kulonprogo dalam ajang tingkat nasional.
Terutama M.Ridwan yang menunjukkan kepada anak berkebutuhan khusus lainnya, bahwa mereka dapat juga berprestasi. Keterbatasan bukanlah akhir dari segalanya untuk mengukir masa depan.
"Dengan adanya siswa yang berprestasi dalam olimpiade ini dapat merubah anggapan masyarakat tentang anak-anak berkebutuhan khusus. Mereka sama dengan anak normal pada umumnya, mereka juga memiliki harapan dan kemampuan yang patut dibanggakan,"katanya. Bupati yang berlatar belakang dokter ini berharap keduanya sebagai utusan Kulonprogo dan DIY nantinya mampu meraih prestasi yang membanggakan dan membawa nama baik Kulonprogo.
Menurut Kepala SDN Gadingan Wates, Sriyatun, M. Ridwan nantinya akan berangkat ke Manado didampingi oleh guru dan orangtua.(MC)

(sumber : http://www.kulonprogokab.go.id )

Disbudparpora Kulon Progo selenggarakan audisi kontingen kethoprak

ilustrasi
Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, menyelenggarakan audisi kontingen kethoprak untuk menyemarakkan festival kethoprak tingkat provinsi. 

“Kegiatan audisi akan dilaksanakan pada Minggu (28/8) mulai 08.30 WIB di Gedung Kesenian Wates,” kata Kepala Disbudparpora Kulon Progo, Eko Wisnu Wardana di Wates, Kamis.
Ia mengimbau kepada masyarakat untuk berpartisipasi dalam audisi ini, khususnya kelompok-kelompok kesenian kethoprak yang ada di wilayah Kulon Progo.

Kami mengharapkan partisipasi dari masyarakat kelompok-kelompok kesenian kethoprak di daerah ini,” katanya. Ia mengatakan, peserta audisi berasal dari masing-masing kecamatan se-Kulon Progo, yaitu sebanyak lima peserta dengan komposisi tiga putra, dua putri atau empat putra dan satu putri.

“Audisi kontingen Kethoprak Kulon Progo ini dirancang sebagai media penjaringan dan penyaringan pemain kethoprak muda yang tersebar di seluruh wilayah Kulon Progo. Hal ini ditempuh sebagai upaya regenerasi dan penyiapan kontingen kethoprak yang berkualitas tanpa harus mengesampingkan aspek pemerataan,” katanya.

Di sisi lain beberapa tahun ini, kata dia, Kontingen Kethoprak Kulon Progo berhasil meraih juara umum sehingga memacu semangat untuk mempertahankan predikat itu bagi Disbudaparpora beserta para seniman Kulon Progo.

“Disbudparpora dan pelaku seni Kulon Progo memiliki misi sama yakni melestarikan budaya adiluhung dan mempertahankan prestasi serta mengembangkan kethoprak kontemporer yang dapat dinikmati semua kalangan,” katanya. Ia mengatakan, bagi masyarakat atau peserta audisi yang ingin meminta keterangan lebih lanjut dimohon menghubungi Wruhantoro atau Bambang Eko dari Bidang Kebudayaan Disbudparpora Kulon Progo.

“Kami akan melayani bagi calon peserta audisi kethoprak, dan kami berharap partisipasi semua lapisan masyarakat dan pelaku seni,” katanya.

(sumber: wartadunia.com)

Mantap! Wajib Sekolah Inklusi di Kulonprogo

TRIBUNJOGJA.COM, WATES - Semua sekolah di Kabupaten Kulonprogo wajib menerima siswa dengan kebutuhan khusus (ABK). Hal ini disampaikan Kepala Dinas Pendidikan Kulonprogo, Sri Mulatsih saat ditemui Tribun Jogja, Selasa (9/8/2011).

Menurutnya, kebijakan ini diambil untuk mengakomodir anak berkebutuhan khusus di semua wilayah Kulonprogo. Kalau dinas menentukan sekolah inklusi hanya di wilayah-wilayah tertentu maka kurang bisa mengakomodir anak berkebutuhan khusus yang rumahnya jauh dari lokasi sekolah inklusi.

"Biasanya anak yang berkebutuhan khusus jarang yang mau bersekolah di tempat yang jauh dari rumahnya," katanya. Sri mengatakan, dengan mewajibkan semua sekolah untuk menerima anak berkebutuhan khusus ini diharapkan semua anak yang memiliki kebutuhan khusus bisa bersekolah sehingga program wajib belajar bagi anak usia sekolah bisa terwujud.

Sebelum memutusakan kebijakan ini, Sri mengaku kalau sudah berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Provinsi terutama bidang sekolah luar biasa mengenai terbatasnya pengajar. Dalam koordinasi itu, Disdik Provinsi siap untuk membackup pengajar dengan mengirimkan guru ke sekolah-sekolah yang memiliki siswa berkebutuhan khusus.

"Kan untuk mengajari anak yang memiliki kebutuhan khusus ini tidak semua guru bisa sehingga kami berkoordinasi dengan provinsi. Kalau hanya mengenai hal-hal tertentu mungkin masih bisa di tangani oleh guru pelajaran yang ada di sekolah tersebut namun untuk kasus seperti siswa tunanetra harus diajari oleh orang khusus,"jelasnya.

Sri menambahkan, untuk anak yang memiliki kebutuhan khusus juga diberi keistimewaan dalam menentukan nilai ketuntasan belajar. Ketuntasan nilai belajar ini disesuaikan dengan kemampuan setiap anak.

"Anak yang memiliki kebutuhan khusus tidak harus mengikuti kurikulum seperti anak normal tetapi bisa disesuaikan dengan kemampuannya,"ucapnya. 

Sekretaris Daerah (Sekda) Kulonprogo, Budi Wibowo mengatakan pemerintah daerah siap mengakomodir anak berkebutuhan khusus. Bentuk perhatian ini akan diwujudkan dengan membuat peraturan bupati yang mengatur pembentukan sekolah inklusi.(Tribunjogja.com)

Editor : krisna

SEGERA DIBANGUN PANTI MULTIGUNA

(sumber ilustrasi: anakbersinar.com)
Kulon Progo, Pelita
Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, akan membangun panti multiguna untuk menampung anak telantar, orang gila, dan tunawisma.

"Di panti multiguna ini anak-anak telantar dan tunawisma akan mendapat pelatihan keterampilan supaya mereka dapat hidup mandiri di tengah masyarakat," kata Kepala Bidang Sosial, Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kabupaten Kulon Progo Arief Prastowo di Wates, Rabu (3/8).la mengatakan, dana untuk membangun panti multiguna tersebut sekitar Rpl,5 miliar, dan sudah diajukan kepada Kementerian Sosial. "Selain itu, kami sudah menganggarkan dana dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah 2011 untuk menyelesaikan pembuatan perencanaan teknis sehingga rumah panti multiguna dapat mulai dibangun pada 2012, meski hanya bangunannya," katanya.

Saat ini pihaknya bekerja sama dengan pondok pesantren dan rumah yatim piatu untuk menampung anak telantar agar mereka tidak menimbulkan masalah sosial. "Sebagian besar anak-anak telantar dibina dan diasuh di pondok pesantren dan rumah yatim piatu. Ini cara untuk mengatasi masalah sosial di Kulon Progo," kata Ia mengatakan, jumlah anak telantar di Kulon Progo menurun setiap tahun meski tidak banyak karena keluarga mereka secara perlahan mengalami perbaikan tingkat ekonomi dan kesejahteraan.

Tada 2009, jumlah anak telantar mencapai 8.150 anak, tapi pada 2010 mengalami penurunan menjadi 8.070 karena ada perbaikan taraf ekonomi keluarga," katanya. Jumlah anak telantar di Kulon Progo mencapai 8.070 anak usia lima hingga 18 tahun.

Menurut dia, yang dimaksud dengan anak terlatar yakni anak yang mengalami masalah akibat kemiskinan keluarga, perceraian orang tua, dan korban kekerasan. "Sebagian besar anak telantar di Kulon Progo berasal dari keluarga miskin dan karena perceraian orang tua, ehingga mereka tidak mendapatkan kehidupan semestinya dan tidak mendapat asupan makanan maksimal," katanya, (djo)

(sumber:  Bataviase.co.id)

KUMPUL BOCAH


Masih dalam rangka memperingati HAN 2011, tanggal 31 Juli 2011 lalu FAKP bekerjasama dengan 6 sanggar anak di Kulonprogo dan SOS Children’s village mangadakan acara KUMPUL BOCAH yang bertempat di Joglo Perjuangan, Ngestiharjo,Wates.
            Acara ini diikuti oleh lebih dari 150 teman-teman kita dari Sanggar Harmoni. Sanggar Bunga Padi, Sanggar Anak Clapa Ceria, Sanggar Jogo Luhur, Sanggar Swara Nusa, dan Balai Turus Becik. Acaranya berlangsung sangat meriah kawan! Ada pentas seni dari sanggar Jogo Luhur dan Balai Turus Becik dengan tari-tariannya, Sangar Bunga Padi dengan music kreatifnya, dan Sanggar Harmoni dengan gerak dan laagunya. Nah, sebagai kegiatan iti dari acara ini yaitu outbond. Seluruh peserta dibagi ke dalam beberapa kelompok yang kemudian berjalan menyusuri jalan kampong sambil melakukan berbagai permainan yang ada di beberapa pos sepanjang  perjalanan. Meskipun cuaca terik dan melelahkan, tapi teman-teman kita itu sangat semangat dan menikmatinya lho..
            Di penghujung acara rupanya ada tamu istimewa  yang hadir tanpa diduga-duga, yaitu Bapak Bupati kita H. Toyo Santoso Dipo. Teman-teman kita sungguh sangat gembira dan saling berebut untuk berfoto bersama beliau Kesempatan langka nih…
            “ Anak-anak Kulonprogo harus punya cita-cita setinggi-tingginya, karena tanpa cita-cita hanya seperti manusia yang hidup tapi jiwanya telah mati,hidup juga kurang bermanfaat.” Itulah salah satu pesan pak bupati ketika beliau memberikan pesan-pesan untuk para peserta aar anak Kulonprogo bisa menjadi anak-anak yang berkualitas.Amiin..

(oleh: Trifani)

BUPATI KULON PROGO KUKUHKAN PENGURUS FORUM ANAK KULON PROGO


Komitmen pemenuhan hak-hak dan perlindungan anak yang merupakan hak asasi manusia sudah semestinya dimiliki Bangsa Indonesia sebagai bagian dari masyarakat dunia. Demikian diungkapkan Bupati Kulonprogo, Toyo S Dipo, dalam acara peringatan Hari Anak Nasional, di Gedung Kesenian Wates, Rabu (27/07).


Sambutan Pak Bupati

Menurut Toyo S Dipo, hak-hak tersebut antara lain hak hidup dan kelangsungan hidup, hak tumbuh kembang, hak berpartisipasi secara optimal, serta hak mendapatkan perlindungan kekerasan dan diskriminasi.


Pengurus FAKP
Peringatan Hari Anak Nasional di Kulonprogo kali ini mengusung tema "Anak Indonesia Berperilaku Sehat, Cerdas, Kreatif dan Berakhlak Mulia". Menurut Supriyo Adibawono, Ketua Panitia Peringatan HAN di Kulonprogo, penyelenggaraan HAN di Kulonprogo ini dimaksudkan untuk menumbuhkan kepedulian, kesadaran, dan peran aktif stakeholder serta masyarakat pada umumnya dalam bidang kesehatan dan pemenuhan hak-hak anak, pemberian layanan pendidikan, gizi, serta informasi yang seluas-luasnya kepada seluruh lapisan masyarakat.


Supriyo menjelaskan bahwa terkait dengan HAN 2011 ini, telah dilakukan serangkaian kegiatan, antara lain Kongres Anak Kulonprogo pada 1 Juni 2011, Sidang Paripurna Anak di Gedung DPRD DIY pada 27 Juni 2011, Pengiriman Duta Anak Asia Pasifik di Solo pada 28 Juni - 5 Juli 2011, Pengukuhan Pengurus Forum Anak Kulonprogo (FAKP) dan peresmian Sekretariat FAKP pada hari ini.


Pengukuhan dan peresmian Pengurus FAKP dilakukan oleh Toyo S Dipo kepada Trifani Mayka Ratri sebagai Ketua umum yang berasal dari SMA N 2 Wates, beserta 27 siswa sekolah menengah lainnya di Kulonprogo, dan dilanjutkan dengan pemberian penghargaan kepada pemenang Lomba Balita Indonesia 2011.(-)

(Sumber: Media Center/Website Pemkab Kulon Progo)

SUARA ANAK INDONESIA


BANDUNG, KOMPAS.com – Inilah Suara Anak yang dibacakan dua duta anak 2011 yakni Rizky Aulia dari Jambi dan Kurdiyan dari Lampung. Total ada tujuh butir yang mereka bacakan.
1. Kami anak Indonesia, meminta kepada pemerintah dan seluruh elemen masyarakat untuk memberikan ruang kepada anak agar dapat berpartisipasi dan menyampaikan pendapatnya, menyangkut diri dan kepentingan anak.
2. Kami anak Indonesia, meminta penyediaan Sekretariat Nasional Kongres Anak Indonesia yang dapat menjadi tempat komunikasi dan rumah bersama bagi anak-anak Indonesia.
3. Kami anak Indonesia, menyadari akan pentingnya kesehatan, oleh karena itu, kami meminta kepada pemerintah untuk membebaskan biaya kesehatan bagi seluruh anak Indonesia tanpa diskriminasi.
4. Kami anak Indonesia, bertekad menjauhi segala bentuk zat adiktif termasuk minuman keras, narkoba, dan rokok, serta memohon kepada masing-masing pemerintah daerah untuk membuat kawasan rokok di setiap tempat aktivitas anak. Menaikkan harga rokok, membuat peringatan kesehatan bergambar pada bungkus rokok serta melarang iklan rokok sama dengan minuman keras.
5. Kami anak Indonesia, menyuarakan kepada pemerintah untuk memberikan perlindungan secara khusus dan maksimal kepada anak-anak yang menjadi korban eksploitasi, kekerasan dan penelantaran.
6. Kami anak Indonesia, memohon kepada pemerintsh untuk meningkatkan kuantitas, kualitas, dan fasilitas pendidikan yang merata di seluruh Indonesia serta menolak pendiskrimasian sekolah dengan adanya program sekolah Standar Nasional (SSN), Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI)m Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) baik negeri maupun swasta.
7. Kami anak Indonesia, meminta kepada pemerintah untuk memenuhi pemerataan fasilitas teknologi informasi sampai ke daerah terpencil dan daerah terisolir agar terwujud kemerataan informasi bagi anak Indonesia.