RSS

Pernikahan di bawah umur meningkat di Kulonprogo

KULONPROGO—Kasus pernikahan di bawah umur di Kulonprogo selama 2011 mengalami kenaikan dibandingkan tahun sebelumnya. Jika pada 2010 Pengadilan Agama Wates menangani 52 perkara, tahun ini PA Wates menangani 62 perkara dispensasi kawin. Ironisnya, hampir semua perkara tersebut diajukan akibat hamil di luar nikah.
Dijelaskan Panitera Muda Hukum PA Wates, Eddy Purwanto, dispensasi kawin yang ditangani PA tahun ini mengalami kenaikan 1O perkara, bila dibandingkan dengan perkara yang ditangani tahun sebelumnya. Data PA menyebutkan, pada 2010 terdapat 52 perkara dengan 5O perkara yang diputus. Adapun hingga November 2O11, terdapat 62 perkara dengan 56 kasus yang diputus.
“Istilahnya (perkara itu) dispensasi kawin yang kami berikan bagi pasangan yang menikah di bawah umur,” jelas Eddy, saat ditemui Harian Jogja di kantornya, Senin (12/12).
Menurutnya, sebagian besar perkara dispensasi kawin tersebut dilatarbelakangi oleh masalah ‘kecelakaan’ karena hamil di luar nikah. Ironisnya, tambah dia, mayoritas yang mengalami adalah berusia pelajar atau masih berstatus sebagai siswa di sekolah. “Rata-rata (dispensasi kawin) diajukan akibat kehamilan di luar nikah yang melibatkan pasangan (diusia) pelajar. Datanya memang demikian,” tukas Eddy.
Menurut Eddy, ada banyak faktor maraknya pernikahan di bawah umur akibat ‘kecelakaan’ tersebut. Selain akibat dampak dari pergaulan bebas di kalangan remaja dan pelajar, faktor lainnya semakin lunturnya pengawasan orang tua terhadap anak-anak mereka. Pergaulan bebas yang terjadi saat ini, dikatakan Eddy sudah sangat mengkhawatirkan.
(Harian Jogja/Abdul Hamied Razak)

PENYERAHAN BANTUAN SOSIAL KEMASYARAKATAN TAHAP III PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2011



Salah satu wujud komitmen dan kepedulian Pemerintah Kabupaten Kulonprogo dalam upaya memotivasi tumbuh kembangnya kegiatan masyarakat dalam berbagai bidang sosial kemasyarakatan sebagai perwujudan dari rasa kebersamaan didalam melaksanakan kegiatan pembangunan, adalah dengan pemberian bantuan sosial kemasyarakatan.
Demikian diungkapkan Wakil Bupati Kulonprogo, Drs. H. Sutedjo, dalam acara Penyerahan Bantuan Sosial Kemasyarakatan Tahap III Pemerintah Kabupaten Kulonprogo Tahun 2011, di Gedung Kesenian Wates, Jum’at (16/12).

Menurut Sutedjo, berkembangnya kegiatan sosial kemasyarakatan, lembaga, perseorangan dan kegiatan-kegiatan lainnya merupakan potensi pembangunan yang harus dipupuk dan ditumbuhkembangkan ditengah masyarakat.
Sutedjo juga mengajak untuk bersama-sama menyingsingkan lengan baju, berupaya secara nyata dalam membangun Kulonprogo melalui bidang dan kegiatan masing-masing.
“Sehingga pada gilirannya nanti Kulonprogo akan menjadi sebuah Kabupaten yang lebih maju, gemah ripah loh jinawi, ayem tentrem dan masyarakatnya hidup dengan penuh kedamaian dan kesejahteraan, yang bisa benar-benar mewujudkan Kulonprogo The Jewel of Java,” ungkapnya.
Menurut Penyelenggara acara, Jumanto SH, yang juga Kepala Bagian Administrasi Kesejahteraan Rakyat dan Kemasyarakatan, Sekda Kulonprogo, maksud dan tujuan penyerahan bantuan sosial kemasyarakatan adalah agar dapat meningkatkan pemberdayaan masyarakat dan membantu meringankan beban biaya yang dikeluarkan oleh organisasi kemasyarakatan serta organisasi profesi yang ada dalam masyarakat.
Ditambahkannya, Pemkab sadar bahwa untuk mewujudkan tujuan tersebut tidak dapat bekerja sendiri, melainkan diperlukan dukungan dan partisipasi seluruh stakeholder serta masyarakat di semua lapisan.
Bantuan sosial yang disalurkan kali ini sebesar Rp 2.065.025.000,- (Dua milyar enam puluh lima juta dua puluh lima ribu rupiah), terdistribusi kepada 200 jiwa keluarga miskin, 1303 orang kaum/rois , organisasi kemasyarakatan, modal bergulir untuk penguatan modal warung/kuliner (30 orang), monitoring dan pelaporan pengembangan pemuda dan olah raga (26 kelompok), pengurangan pekerja anak (bantuan sepeda 31 buah), bantuan penyediaan beasiswa retrivel (28 siswa), fasilitasi Forum Anak Kulon Progo, PKK Kecamatan (12 Kelompok PKK Kecamatan), Kelompok UPPKS berupa peralatan usaha untuk 10 kelompok UPPKS, peralatan usaha untuk pemberdayaan lembaga dan organisasi masyarakat pedesaan (4 KUBE), dan pengembangan peternakan kambing untuk 153 kelompok.
Sesuai dengan peraturan, penerima bantuan diharapkan melaporkan penggunaan dana setelah kegiatan selesai.
Hingga Senin (19/12) para penerima bantuan masih terlihat di Kantor Bagian Administrasi Kesejahteraan Rakyat dan Kemasyarakatan untuk mengambil bantuan.

(sumber: http://www.kulonprogokab.go.id )

LOMBA MEWARNAI DAN MELUKIS PAUD, TK DAN SD SE KABUPATEN KULON PROGO 2011

Dalam rangka memperingati Hari Pariwisata serta untuk menanamkan rasa cinta generasi muda Kulon Progo terhadap wisata dan seni budaya daerah, Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Kulon Progo akan menyelenggarakan Lomba Mewarnai dan Melukis untuk siswa PAUD, TK dan Sekolah Dasar se Kabupaten Kulon Progo dengan tema AKU CINTA KULON PROGO yang akan diselenggarakan pada :

Hari/tanggal       : Minggu,  18 Desember 2011
J a m                 : 09.00 s/d selesai
Tempat              : Dermaga Wisata Pantai Glagah, Temon, Kulon Progo.

Katagori peserta, kejuaraan dan hadiah (total hadiah Rp 2.000.000,-) :
a.      Katagori A - Mewarnai ( untuk Pra TK - TK )
Juara I s/d Juara Harapan II mendapatkan : uang pembinaan + Thropy + piagam.
b.     Katagori B - Mewarnai ( untuk anak kelas 1 - 3 SD )
Juara I s/d Juara Harapan II mendapatkan : uang pembinaan + Thropy + piagam
c.      Katagori C - Menggambar ( untuk siswa kelas 4 - 6 SD )
Juara I s/d Juara Harapan II mendapatkan : uang pembinaan + Thropy + piagam

Pendaftaran :
a.       Pendaftaran dimulai tanggal 28 Nopember 2011 - 18 Desember 2011 jam 09.00 WIB berlaku untuk wilayah Kabupaten Kulon Progo.
b.      Uang pendaftaran Rp 10.000,- dengan fasilitas :
-       Tiket masuk obyek wisata Pantai Glagah untuk peserta
-       Snack dan minum untuk peserta
-       Kertas Gambar (peserta diharapkan membawa pewarna sendiri)
c.       Tempat pendaftaran :
1.       Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga Kab Kulon Progo
Jl. Sugiman 12, Wates, Kulon Progo. Telpon : (0275) 773095
Contact person :
-        Anom    : 081328017680
-        Agung   : 08121568666
-        Imam    : 08157935768
2.       UPTD PAUD dan DIKDAS Kecamatan se Kab Kulon Progo

Musyawarah Akhir Tahun Forum Anak Kulon Progo

Kami Forum Anak Kulon Progo akan mengadakan rapat/musyawarah akhir tahun 2011 dalam rangka evaluasi kinerja dan persiapan menyongsong tahun 2012. 

Adapun fokus kami dalam kegiatan tersebut adalah :
1. Evaluasi dan laporan pertanggungjawaban kegiatan 2011
2. Reorganisasi kepengurusan untuk mengakomodir generasi selanjutnya
3. Penyusunan rencana program 2012

Kegiatan akan kami selenggarakan pada 

Hari/Tanggal : Sabtu-Minggu, 17-18 Desember 2011
Tempat : Sanggar Bunga Padi, Dobangsan

Khusus pengurus FAKP wajib hadir dengan iuran Rp 10.000,00 dan 1 gelas beras untuk keperluan konsumsi dan lain sebagainya.

Kami mengundang Dewan Kehormatan dan Pengurus FAD Jogja, teman-teman FA Kabupaten/Kota di DIY dan pihak-pihak yang bersedia untuk dapat berpartisipasi, boleh mengikuti keseluruhan acara atau datang pada Hari Minggu 18 Desember 2011 pukul 10.00 WIB (Sesi presentasi hasil rancangan program kerja 2012) untuk memberikan masukan dan urun rembug.

Demikian, jika ada feedback kami sangat terbuka. Semoga acara kami dapat terlaksana dengan lancar.

Salam Anak Indonesia
FAKP



6 Balita di Pengasih alami gizi buruk

KULONPROGO—Sebanyak enam anak balita di Tawangsari, Kecamatan Pengasih, Kulonprogo, dilaporkan menderita gizi buruk. Sementara 46 anak balita lainnya dari 300 balita di Tawangsari, masuk katagori kelompok gizi kurang. Sayangnya, sejak Januari hingga Oktober 2011 Dinas Kesehatan hanya mampu menekan kasus gizi buruk 0.05% saja. 

Kepala Bidang Kesejahteraan Sosial Pemerintah Desa Tawangsari, Kecamatan Pengasih, Muryadi menjelaskan, masalah gizi buruk masih terjadi di wilayahnya. Menurut dia, masih adanya kasus gizi buruk disebabkan banyak faktor. Selain masalah ekonomi dan pendidikan, kesadaran warga juga masih perlu dipupuk lagi. Pasalnya, tambah dia, meski semua anak yang mengalami gizi buruk atau kurang gizi sudah diberi pemberian makanan tambahan (PMT), karena keterbatasan ekonomi warganya, PMT juga dinikmati anggota keluarga balita gizi buruk. 

“PMT memang sudah diberikan setiap bulan. Namun, karena rata-rata kasus gizi buruk berasal dari keluarga miskin, PMT seperti susu dan sebagainya yang diberikan, juga dinikmati anggota keluarga lainnya,” ujarnya, Senin (5/11). 

Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kulonprogo Lestaryono mengakui jika kasus gizi buruk masih terjadi di wilayahnya. Sayang, saat disinggung soal data kasus gizi buruk yang terekam selama 2011, Lestaryono belum bersedia menjawab. Namun, menurut Hartini salah seorang staff gizi Dinas Kesehatan Kulonprogo, angka kasus gizi turun dari 0.88% (2010) menjadi 0.83% hingga Oktober 2011 atau hanya turun 0.05%.


sumber : (Harian Jogja/Abdul Hamied Razak)

Sampai November 2011, 25 anak jadi korban kekerasan seksual di KP

KULONPROGO—Kasus kekerasan seksual yang menimpa anak-anak di Kulonprogo dinilai memprihatinkan. Hingga November 2011 ini, Unit PPA Satreskrim Polres Kulonprogo mencatat sebanyak 25 anak di bawah umur menjadi korban pelecehan seksual baik yang dilakukan orang dewasa maupun pasangannya. 

Kasubag Humas Polres Kulonprogo, AKP Hendri Multi mengatakan, banyaknya anak di bawah umur yang menjadi korban kekerasan seksual disebabkan sejumlah faktor. Selain faktor lingkungan, katanya, tidak sedikit juga dipengaruhi oleh kurangnya perhatian dari orang tua. 

“Banyaknya kasus anak yang menjadi korban kekerasan seksual, disebabkan beberapa faktor. Misalnya, lingkungan di keluarga di mana orang tua sibuk dengan pekerjaannya dan kurang memperhatikan anak-anaknya,” ungkap dia saat ditemui di kantornya, Selasa (22/11). 

Selain kurangnya dukungan dari orang tua, keluarga dan masyarakat di sekitar, faktor lain yang juga berpengaruh adalah perkembangan tekhnologi informasi saat ini. Menurut Hendri, gencarnya arus tekhnologi informasi saat ini menimbulkan dampak negatif tersendiri di masyarakat. 

“Orang tua dengan mudah membelikan anak ponsel. Namun tidak mengawasi penggunaannya. Apakah anak melihat hal-hal yang berbau porno dan sebagainya. Di sinilah, peran dan perhatian orang tua juga perlu dilakukan dengan mengawasi si anak. Di sini juga polisi desa memiliki peran untuk penyuluhan,” ujarnya. 

Pejabat Sementara (Pjs) Kanit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Kulonprogo Aipda Siwi Setyaningsih mengatakan, hingga November 2011 ini tercatat 25 anak menjadi korban kekerasan seksual. Yang terbaru, tambah dia, adalah kasus pencabulan yang dilakukan oleh seorang Pembina Pramuka kepada 4 siswi SDN Karangsari 2, Kecamatan Pengasih, Kulonprogo.


(Harian Jogja/Abdul Hamied Razak)